New York, Selama ini implan atau penanaman atau cangkok bibir agar terlihat penuh dan tidak keriput menggunakan silikon atau kolagen. Kini para ahli menggunakan jaringan otot leher yang membuat bentuk bibir lebih alami.
Implan bibir ini menggunakan pencangkokan otot dan jaringan ikat dari leher pasien. Dengan menggunakan sternocleidomastoid pasien sendiri yaitu otot yang berada di sepanjang sisi leher dan jaringan ikat (fasica) yang ada disekitar otot tersebut.
Implan bibir dengan otot leher ini lebih disukai pasien karena tidak perlu menambah bahan di bibir agar terlihat penuh. Implan bibir dengan otot leher ini bisa bertahan selama 2 tahun.
Penelitian ini melibatkan 25 pasien yang menjalani pembesaran bibir dengan menggunakan sternocleidomastoid mereka sendiri. Hasil penelitian ini akan muncul pada Archives of Facial Plastic Surgery edisi Maret April.
Setelah ditindaklajuti selama dua tahun, peneliti menemukan adanya peningkatan jumlah vermillion (jaringan pink) rata-rata sebesar 20-24 persen pada bagian bibir atas. Sedangkan untuk bagian bibir bawah juga terjadi peningkatan vermillion sebesar 0,9-0,99 milimeter.
"Dalam penelitian ini tidak ada satupun kontur bibir pasien yang mengalami cacat, dan tidak mempengaruhi gerakan kepala dan saraf leher yang sakit atau cedera," ujar peneliti dari Aesthetic Surgery Center di Naples, Fla, seperti dikutip dari HealthDay, Rabu (17/3/2010).
Meski relatif aman, namun peneliti mengingatkan adanya kemungkinan risiko yang terkait komplikasi seperti infeksi, masalah dalam proses penyembuhan luka atau memerlukan operasi lanjutan untuk memperbaiki dan kesulitan berbicara, makan atau tersebyum selama beberapa hari.
Perempuan yang melakukan operasi bibir biasanya karena ingin bentuk bibir terlihat penuh tidak keriput karena pertambahan usia. Karena salah tanda penuaan selain dari kulit, rambut juga bisa dilihat dari perubahan bibir lebih tipis atau agak mengecil ketika usia menua.
Implan bibir ini menggunakan pencangkokan otot dan jaringan ikat dari leher pasien. Dengan menggunakan sternocleidomastoid pasien sendiri yaitu otot yang berada di sepanjang sisi leher dan jaringan ikat (fasica) yang ada disekitar otot tersebut.
Implan bibir dengan otot leher ini lebih disukai pasien karena tidak perlu menambah bahan di bibir agar terlihat penuh. Implan bibir dengan otot leher ini bisa bertahan selama 2 tahun.
Penelitian ini melibatkan 25 pasien yang menjalani pembesaran bibir dengan menggunakan sternocleidomastoid mereka sendiri. Hasil penelitian ini akan muncul pada Archives of Facial Plastic Surgery edisi Maret April.
Setelah ditindaklajuti selama dua tahun, peneliti menemukan adanya peningkatan jumlah vermillion (jaringan pink) rata-rata sebesar 20-24 persen pada bagian bibir atas. Sedangkan untuk bagian bibir bawah juga terjadi peningkatan vermillion sebesar 0,9-0,99 milimeter.
"Dalam penelitian ini tidak ada satupun kontur bibir pasien yang mengalami cacat, dan tidak mempengaruhi gerakan kepala dan saraf leher yang sakit atau cedera," ujar peneliti dari Aesthetic Surgery Center di Naples, Fla, seperti dikutip dari HealthDay, Rabu (17/3/2010).
Meski relatif aman, namun peneliti mengingatkan adanya kemungkinan risiko yang terkait komplikasi seperti infeksi, masalah dalam proses penyembuhan luka atau memerlukan operasi lanjutan untuk memperbaiki dan kesulitan berbicara, makan atau tersebyum selama beberapa hari.
Perempuan yang melakukan operasi bibir biasanya karena ingin bentuk bibir terlihat penuh tidak keriput karena pertambahan usia. Karena salah tanda penuaan selain dari kulit, rambut juga bisa dilihat dari perubahan bibir lebih tipis atau agak mengecil ketika usia menua.
Vera Farah Bararah - detikHealth
No comments:
Post a Comment