STROKE merupakan penyakit gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (deficit) neurologik akibat gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak. Secara sederhana, stroke didefinisi sebagai penyakit otak akibat terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan atau perdarahan.
Memiliki gejala lemas atau lumpuh sesaat atau gejala berat sampai hilangnya kesadaran, dan kematian, stroke bisa berupa iskemik maupun perdarahan (hemoragik). Dengan kondisi itu, sekira 12 juta penduduk Indonesia khususnya yang berusia di atas 35 tahun berpotensi terkena serangan stroke di waktu mendatang.
Menurut ahli saraf Rumah Sakit Dr Sardjito Prof Dr dr Samekto Wibowo PFarK, SpFK (K) SpS (K), dari jumlah tersebut, diperkirakan prevalensi hipertensi sebagai faktor risiko utama yang tidak terkendali masih mencapai 95 persen.
"Dari jumlah itu faktor hipertensi masih terbanyak sebagai penyebabnya mencapai sekira 95 persen," kata Samekto, belum lama ini.
Samekto menambahkan, angka kejadian stroke memang meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Setiap penambahan usia 10 tahun sejak usia 35 tahun memiliki risiko stroke meningkat dua kali lipat. Selain itu, sekira 5 persen orang Indonesia yang berusia di atas 65 tahun juga pernah mengalami setidaknya satu kali stroke.
"Lima persen orang yang berusia di atas 65 tahun setidaknya pernah mengalami satu kali stroke," katanya.
Sementara itu, kepala unit saraf RS dr Sardjito dr Ismail Setyopranoto SpS (K) menambahkan, penyebab stroke ada dua macam meliputi sumbatan (oklusif/iskemik) yang mencapai sekira 80 persen, serta perdarahan (hemoragik) sekira 12 persen.
Ismail mengatakan, selain hipertensi beberapa penyebab lain munculnya stroke adalah kebiasaan merokok, penyakit jantung, drugs (minuman keras), serta obesitas (kegemukan).
"Selain tentu saja faktor-faktor genetik lainnya," tambah Ismail.
Adapun beberapa tanda atau ciri-ciri yang menjelaskan seseorang mulai terserang stroke, yaitu terjadinya kelemahan separuh anggota gerak, kesemutan secara tiba-tiba, kesadaran menurun, afasia (pasien tiba-tiba tak bisa berbicara), mulut pelo, buta setangah lapang pandang, gangguan fungsi intelektual, dan merasakan sensasi berputar.
"Sebaiknya jika sudah ada tanda-tanda itu kurang dari tiga jam harus dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan dan terapi secepatnya," pesan Ismail.
Memiliki gejala lemas atau lumpuh sesaat atau gejala berat sampai hilangnya kesadaran, dan kematian, stroke bisa berupa iskemik maupun perdarahan (hemoragik). Dengan kondisi itu, sekira 12 juta penduduk Indonesia khususnya yang berusia di atas 35 tahun berpotensi terkena serangan stroke di waktu mendatang.
Menurut ahli saraf Rumah Sakit Dr Sardjito Prof Dr dr Samekto Wibowo PFarK, SpFK (K) SpS (K), dari jumlah tersebut, diperkirakan prevalensi hipertensi sebagai faktor risiko utama yang tidak terkendali masih mencapai 95 persen.
"Dari jumlah itu faktor hipertensi masih terbanyak sebagai penyebabnya mencapai sekira 95 persen," kata Samekto, belum lama ini.
Samekto menambahkan, angka kejadian stroke memang meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Setiap penambahan usia 10 tahun sejak usia 35 tahun memiliki risiko stroke meningkat dua kali lipat. Selain itu, sekira 5 persen orang Indonesia yang berusia di atas 65 tahun juga pernah mengalami setidaknya satu kali stroke.
"Lima persen orang yang berusia di atas 65 tahun setidaknya pernah mengalami satu kali stroke," katanya.
Sementara itu, kepala unit saraf RS dr Sardjito dr Ismail Setyopranoto SpS (K) menambahkan, penyebab stroke ada dua macam meliputi sumbatan (oklusif/iskemik) yang mencapai sekira 80 persen, serta perdarahan (hemoragik) sekira 12 persen.
Ismail mengatakan, selain hipertensi beberapa penyebab lain munculnya stroke adalah kebiasaan merokok, penyakit jantung, drugs (minuman keras), serta obesitas (kegemukan).
"Selain tentu saja faktor-faktor genetik lainnya," tambah Ismail.
Adapun beberapa tanda atau ciri-ciri yang menjelaskan seseorang mulai terserang stroke, yaitu terjadinya kelemahan separuh anggota gerak, kesemutan secara tiba-tiba, kesadaran menurun, afasia (pasien tiba-tiba tak bisa berbicara), mulut pelo, buta setangah lapang pandang, gangguan fungsi intelektual, dan merasakan sensasi berputar.
"Sebaiknya jika sudah ada tanda-tanda itu kurang dari tiga jam harus dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan dan terapi secepatnya," pesan Ismail.
No comments:
Post a Comment