KURANG bersosialisasi dengan orang lain, tak hanya membuat kita menderita, tapi juga buruk bagi kesehatan tubuh. Apa pasal?
Para psikolog menemukan bahwa ada hubungan langsung antara kesepian dan meningkatnya tekanan darah seseorang dalam jangka waktu empat tahun kemudian. Korelasi antara kesepian dan tekanan darah tidak bergantung pada usia, kebiasaan merokok seseorang, dan obesitas. Namun, hal ini terkait dengan depresi dan stres. Demikian berita yang dilansir Telegraph, Sabtu 19/3/2010).
"Kesepian bertindak unik dalam faktor risiko kesehatan itu sendiri," kata Dr Louise Hawkley, peneliti dalam Jurnal Psychology and Ageing. Dr Hawkley sendiri merupakan seorang psikolog di Universitas Chicago yang telah berkutat dengan pekerjaan meneliti dampak kesepian terhadap kesehatan dan kualitas hidup seseorang.
Tekanan darah tinggi sering kali disebut dengan “ancaman diam” karena hanya memiliki beberapa gejala. Padahal, tekanan darah tinggi dapat merongrong kesehatan dalam banyak cara. Hal ini dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke, selain itu dapat menggangu mekanisme fungsi ginjal. Ukuran tekanan darah sistolik di atas 140 mm, disebut juga hipertensi. Di Amerika Serikat, diagonis ini paling umun ditemukan, dan merupakan kontribusi utama atau menyebabkan sekira 18 persen kematian di negeri ini.
Tim yang melakukan penelitian ini mendasarkan penelitian pada 229 orang di usia 50 sampai 68 tahun. Grup yang dipilih secara acak adalah bagian dari studi jangka panjang pada penuaan. Lalu, anggota kelompok diminta serangkaian pertanyaan untuk menentukan apakah mereka melihat diri mereka sebagai seseorang yang kesepian. Mereka diminta untuk menilai hubungan dirinya dengan orang lain melalui serangkaian topik, seperti "Saya punya banyak kesamaan dengan orang-orang di sekitar saya”, "Hubungan sosial saya yang dangkal", dan "Saya dapat menemukan persahabatan ketika saya menginginkannya."
Selama lima tahun studi, Dr Hawkley menemukan hubungan yang jelas antara perasaan kesepian yang dilaporkan pada awal penelitian dan tekanan darah meningkat selama periode tersebut.
"Kenaikan ini terkait dengan kesepian yang tidak dapat diamati sampai dua tahun masa studi. Tetapi kemudian keterkaitannya terus meningkat hingga empat tahun kemudian," katanya.
Di antara semua orang dalam sampel, orang-orang yang paling kesepian melihat tekanan darah mereka meningkat lebih dari 10 persen atau dari tekanan darah milik teman sebayanya, yang lebih bahagia selama empat tahun masa studi sebesar 14,4 mm. Hasil penelitian melaporkan, kesepian dan rasa khawatir mengenai hubungan sosial memengaruhi peningkatan tekanan darah
Para psikolog menemukan bahwa ada hubungan langsung antara kesepian dan meningkatnya tekanan darah seseorang dalam jangka waktu empat tahun kemudian. Korelasi antara kesepian dan tekanan darah tidak bergantung pada usia, kebiasaan merokok seseorang, dan obesitas. Namun, hal ini terkait dengan depresi dan stres. Demikian berita yang dilansir Telegraph, Sabtu 19/3/2010).
"Kesepian bertindak unik dalam faktor risiko kesehatan itu sendiri," kata Dr Louise Hawkley, peneliti dalam Jurnal Psychology and Ageing. Dr Hawkley sendiri merupakan seorang psikolog di Universitas Chicago yang telah berkutat dengan pekerjaan meneliti dampak kesepian terhadap kesehatan dan kualitas hidup seseorang.
Tekanan darah tinggi sering kali disebut dengan “ancaman diam” karena hanya memiliki beberapa gejala. Padahal, tekanan darah tinggi dapat merongrong kesehatan dalam banyak cara. Hal ini dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke, selain itu dapat menggangu mekanisme fungsi ginjal. Ukuran tekanan darah sistolik di atas 140 mm, disebut juga hipertensi. Di Amerika Serikat, diagonis ini paling umun ditemukan, dan merupakan kontribusi utama atau menyebabkan sekira 18 persen kematian di negeri ini.
Tim yang melakukan penelitian ini mendasarkan penelitian pada 229 orang di usia 50 sampai 68 tahun. Grup yang dipilih secara acak adalah bagian dari studi jangka panjang pada penuaan. Lalu, anggota kelompok diminta serangkaian pertanyaan untuk menentukan apakah mereka melihat diri mereka sebagai seseorang yang kesepian. Mereka diminta untuk menilai hubungan dirinya dengan orang lain melalui serangkaian topik, seperti "Saya punya banyak kesamaan dengan orang-orang di sekitar saya”, "Hubungan sosial saya yang dangkal", dan "Saya dapat menemukan persahabatan ketika saya menginginkannya."
Selama lima tahun studi, Dr Hawkley menemukan hubungan yang jelas antara perasaan kesepian yang dilaporkan pada awal penelitian dan tekanan darah meningkat selama periode tersebut.
"Kenaikan ini terkait dengan kesepian yang tidak dapat diamati sampai dua tahun masa studi. Tetapi kemudian keterkaitannya terus meningkat hingga empat tahun kemudian," katanya.
Di antara semua orang dalam sampel, orang-orang yang paling kesepian melihat tekanan darah mereka meningkat lebih dari 10 persen atau dari tekanan darah milik teman sebayanya, yang lebih bahagia selama empat tahun masa studi sebesar 14,4 mm. Hasil penelitian melaporkan, kesepian dan rasa khawatir mengenai hubungan sosial memengaruhi peningkatan tekanan darah
No comments:
Post a Comment