Wednesday, March 24, 2010

KENALI GEJALA KANKER KOLOREKTAL DARI SEKARANG

KEHIDUPAN modern yang saat ini dijalani telah membuat seseorang dimanja. Pasalnya dengan perkembangan teknologi, transportasi, serta asupan makanan yang dikonsumsi membuat seseorang harus membayar mahal terhadap kesehatannya. Padahal, berbagai penyakit berbahaya telah mengancam dan harus sejak dini dideteksi.

Salah satu penyakit tersebut adalah kanker kolorektal. Penderita kanker yang menyerang di usia muda disebabkan oleh mutasi gen yang sudah terjadi saat lahir. Gen yang terekspos terus menerus oleh karsinogen dalam makanan, ternyata menjadi pemicu terbesar terjadinya kanker kolorektal.

Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel yang bersifat ganas dan bisa mengenai organ apa saja. Bisa menyerang kolon, rektum, atau keduanya. Kanker usus besar (kolon) dan daerah antara usus besar dan anus (rektum) memiliki banyak persamaan, dan sering kali secara bersama-sama disebut kanker kolorektal.

Usus besar dan rektum adalah bagian dari sistem pencernaan yang memproses makanan yang diasup dan membuang sisa makanan dari tubuh. Kanker kolorektal adalah kanker yang tumbuh pada usus besar (kolon) atau rektum.

Kanker kolorektal, sebagaimana sifat kanker lainnya memiliki sifat dapat tumbuh relatif cepat, dapat menyusup atau mengakar (infiltrasi) ke jaringan di sekitarnya serta merusaknya, dapat menyebar jauh melalui kelenjar getah bening maupun pembuluh darah ke organ yang jauh dari tempat asalnya tumbuh seperti lever, paru-paru, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan baik.

Namun, tidak perlu takut menghadapi merebaknya kanker kolorektal pada usia muda. Dengan menemukan kanker pada stadium awal, atau yang lebih dikenal dengan deteksi dini, maka kanker akan dapat ditangani dengan lebih cepat.

"Kanker stadium 1 masih terdapat 85 sampai 95 persen pasien yang bertahan dalam waktu 5 tahun. Sedangkan bila sudah berada pada stadium 4, hanya 5 persen pasien yang bertahan," ujar DR dr Aru Wisaksono Sudono SpPD KHOM, ahli kanker terkemuka di Indonesia dalam acara media workshop ”Kanker Kolorektal” yang diadakan oleh Yayasan Kanker Indonesia di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Kehidupan di kota besar yang membuat banyak orang sulit menyesuaikan gaya hidup sehat, juga menjadi penyebab terjadinya kanker kolorektal. Sering mengonsumsi makanan cepat saji yang tidak mengandung serat, kurang sayuran, dan buah, suka mengonsumsi daging merah, obesitas, kurang olahraga, dan kebiasaan merokok menjadi pemicu lainnya yang membuat kanke ini banyak menjangkit usia muda.

"Kita dibunuh oleh makanan-makanan yang kita makan sendiri," kata dr Aru.

Lantas, apa saja pemeriksaan untuk mendeteksi kanker kolorektal? Dokter yang menjabat sebagai Ketua Umum Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia ini turut menjabarkannya.

1. Pemeriksaan tes darah samar pada feses (Fecal Occult Blood Test/FOBT)

Pemeriksaan sederhana ini merupakan tes penapisan awal kanker kolorektal, dilakukan dengan mengambil contoh feses yang diletakkan pada kartu khusus yang akan berubah warnanya jika feses tersebut mengandung darah.

2. Sigmoidoskopi fleksibel

Pipa atau selang kecil dan tipis berkamera dimasukkan ke rektum sehingga dokter bisa melihat melalui layar monitor ke dalam rektum dan ke bagian pertama dari usus besar di mana separuh dari polip biasa ditemukan. Pemeriksaan ini dilakukan setiap lima tahun.

3. Kolonoskopi

Merupakan tes yang paling akurat. Pipa atau selang elastis yang panjang dan kecil dimasukkan kedalam rektum sehingga dokter bisa melihat keseluruhan usus besar, mengambil polip dan mengambil contoh jaringan untuk dilakukan biopsi. Pengambilan polip akan mencegah kanker berkembang. Biasanya dokter akan memberikan anestesi ringan sebelumnya. Pemeriksaan ini dilakukan secara berkala, yaitu setiap 10 tahun.

"Sedangkan untuk pemeriksaan lainnya, bisa melalui colok dubur. Biasanya, dokter sudah tahu bila pasien mengalami masalah, dengan memasukkan jari ke dubur pasien," jelas dr Aru.

Selain cara-cara di atas, dr Aru juga menyarankan pemeriksaan lainnya untuk mendiagnosa kanker kolorektal. Yaitu melalui Double Contrast Barium enema. Di mana selang kecil dimasukkan ke rektum sehingga cairan barium (berwarna putih seperti kapur) bisa masuk ke usus besar.

Sinar-X khusus selanjutnya akan dipancarkan pada tumor yang tampak sebagai bayangan gelap. Barium mempermudah untuk melihat tumor. Sebelum tes dilakukan, Anda akan diminta berpuasa untuk beberapa jam.

Selain itu, ultrasonografi, tes menggunakan gelombang suara untuk mengambil gambar di bagian dalam tubuh. Pola yang tidak normal dari gambar dapat mengindikasikan adanya tumor dan Virtual Colonoscopy/CT Colonography, yaitu tes yang membuat rekonstruksi tiga dimensi dari usus besar untuk mendeteksi adanya kelainan.

Gambar diambil dalam beberapa detik setelah usus besar dikembangkan dengan karbondioksida yang dimasukkan melalui selang kecil. Sementara kolonoskopi virtual adalah teknik baru yang masih belum jelas akurasinya

No comments:

Post a Comment