DUNIA pengobatan tidak hanya berkembang di dunia kedokteran modern saja. Semakin banyak ditemukan terapi energetik dan penyembuhan penyakit holistik. Salah satunya candle healing yang memakai lilin sebagai sumber energi. Bila berkaca kepada pandangan awam, sulit rasanya mempercayai bahwa pancaran cahaya dari sebatang lilin mampu menyembuhkan penyakit seseorang. Namun, penyembuhan dengan menggunakan lilin atau candle healing itu bukan sekadar terapi asal-asalan.
"Konsep dasarnya bisa dijelaskan secara keilmuan, juga didukung sejumlah percobaan dan praktik pengobatan masa lampau di Yunani, Mesir, India, dan China," kata pelopor Candle Healing di Indonesia, Eryca Sudarsono.Pada awal abad ke-17, Isaac Newton berhasil memisahkan berkas-berkas cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda dalam 7 spektrum cahaya.
Temuan tersebut lalu diaplikasikan oleh Dinash P Ghadiali dan Hari Spitler pada awal abad ke-19 melalui Spectro Chromotherapy. Suatu teknik penyembuhan penyakit tertentu dengan menggunakan berbagai macam cahaya. Sementara itu, profesor psikologi sekaligus peneliti asal Swiss dari Universitas Basel, Max Luscher, bersama Theo Gimbel, mengembangkan sistem analisa warna untuk menentukan karakteristik psikologis dan fisiologis seseorang berdasarkan warna pilihan mereka. Metode candle healing yang dikenal saat ini merupakan perkembangan dari temuan-temuan tersebut. Lalu menjadi salah satu metode penyembuhan komplementer.
Pengobatan medis acap kali hanya menyembuhkan secara fisik. Padahal dalam tubuh manusia juga terdapat ruh atau jiwa. "Keduanya yaitu jiwa dan raga harus diseimbangkan sehingga menjadi sumber kekuatan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit yang mungkin tidak teratasi secara medis," ungkap Eryca.
"Konsep dasarnya bisa dijelaskan secara keilmuan, juga didukung sejumlah percobaan dan praktik pengobatan masa lampau di Yunani, Mesir, India, dan China," kata pelopor Candle Healing di Indonesia, Eryca Sudarsono.Pada awal abad ke-17, Isaac Newton berhasil memisahkan berkas-berkas cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda dalam 7 spektrum cahaya.
Temuan tersebut lalu diaplikasikan oleh Dinash P Ghadiali dan Hari Spitler pada awal abad ke-19 melalui Spectro Chromotherapy. Suatu teknik penyembuhan penyakit tertentu dengan menggunakan berbagai macam cahaya. Sementara itu, profesor psikologi sekaligus peneliti asal Swiss dari Universitas Basel, Max Luscher, bersama Theo Gimbel, mengembangkan sistem analisa warna untuk menentukan karakteristik psikologis dan fisiologis seseorang berdasarkan warna pilihan mereka. Metode candle healing yang dikenal saat ini merupakan perkembangan dari temuan-temuan tersebut. Lalu menjadi salah satu metode penyembuhan komplementer.
Pengobatan medis acap kali hanya menyembuhkan secara fisik. Padahal dalam tubuh manusia juga terdapat ruh atau jiwa. "Keduanya yaitu jiwa dan raga harus diseimbangkan sehingga menjadi sumber kekuatan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit yang mungkin tidak teratasi secara medis," ungkap Eryca.
http://lifestyle.okezone.com/
No comments:
Post a Comment