Tuesday, December 1, 2009

SEL PUNCA BISA DIPERGUNAKAN UNTUK OBAT AIDS

Pengobatan AIDS dan diabetes melitus terus menjadi topik utama penelitian. Salah satunya, para peneliti di Universitas Airlangga, Surabaya. Mereka berhasil mengembangkan metode pemanfaatan sel punca ( Stem Cells ). Tim peneliti mengundang para dokter untuk mengujinya ke pasien.

Ketua Tim Peneliti Unair, Fedik Abdul Rantam mengungkapkan, riset sel punca dimulai 2007. Unair memulainya dengan pengembangan untuk rekonstruksi tulang dan tendon. ”Selanjutnya kami kembangkan untuk rekonstruksi kardiovaskular dan sistem imun. Hasil in vitro (pengujian praklinis di laboratorium) bagus. Sekarang kami juga sedang uji praklinis (uji kepada hewan) dan sejauh ini cukup positif,” tutur Fedik, Jumat (6/11) di Surabaya, Jawa Timur.

Hasil riset itu diyakini dapat digunakan untuk mengobati AIDS dan diabetes yang selama ini kita ketahui tidak ada obatnya. Penelitian mereka memungkinkan tubuh membentuk sel baru yang sehat. Dengan sel punca, tubuh bisa membuat sel kekebalan baru pada pengidap penyakit AIDS. Sedangkan pada pengidap diabetes, sel punca bisa membentuk lagi sel beta pankreas yang normal.

Kemudian guru besar Virologi Unair itu juga mengatakan, kuncinya terletak pada metode yang memungkinkan sel punca dewasa kembali menjadi sel punca muda. Sel punca muda bisa berkembang menjadi apa saja, tergantung akan dimanfaatkan untuk apa.

Metode itu penting karena tim hanya mengambil sel punca dari orang dewasa. Sel punca tersebut sudah tidak mungkin berkembang lagi, kecuali mengikuti jaringan asalnya. ”Hanya sel punca embrio yang bisa berkembang menjadi apa saja. Etika tidak memungkinkan tim mengambil sel punca embrio karena sama dengan menghilangkan nyawa,” ujarnya.

Sel punca sendiri merupakan sel yang belum berdiferensiasi dan mempunyai potensi untuk dapat berdiferensiasi menjadi jenis sel lain. Kemampuan tersebut memungkinkan sel induk menjadi sistem perbaikan tubuh dengan menyediakan sel-sel baru selama organisme bersangkutan hidup.

Peneliti medis meyakini bahwa penelitian sel induk berpotensi untuk mengubah keadaan penyakit manusia dengan cara digunakan memperbaiki jaringan atau organ tubuh tertentu. Namun demikian, hal ini tampaknya belum dapat benar-benar diwujudkan dewasa ini.

Sel punca embrio hanya bisa didapat saat janin baru berusia beberapa hari. Pengambilan sel punca embrio akan sama dengan membunuh janin.

”Sebagai dokter, kami terikat sumpah untuk menyelamatkan nyawa, bukan menghilangkannya. Metode ini (pembalikan perkembangan sel punca) memungkinkan kami menyelamatkan nyawa tanpa menghilangkan nyawa lain,” katanya.

”Selama ini sel punca yang sudah dimudakan kami tidurkan agar tidak berkembang. Sayang sekali kalau hasil riset hanya ditidurkan saja seperti itu,” ungkapnya. Ketua Pusat Diabetes dan Nutrisi RSU Dr Soetomo, Surabaya, Askandar menegaskan, pihaknya menunggu perkembangan riset tim Fedik.

Dilain pihak, Pusat Diabetes dan Nutrisi sangat berharap ada metode pengobatan yang memungkinkan penderita diabetes bisa benar-benar sembuh. ”Obat-obatan yang ada saat ini hanya untuk mengendalikan dampak. Tidak bisa benar-benar menyembuhkan karena ada sel yang rusak,” ujarnya.

Askandar sepakat, harus ada dorongan dari pemerintah agar hasil riset itu bisa segera diaplikasikan. Apalagi, proses penelitian yang dijalankan sama sekali tidak melanggar etika. ”Kalau bisa, uji klinis dan sukses, ini akan menjadi sejarah pengobatan,” katanya.

No comments:

Post a Comment