beberapa faktor risiko yang mempengaruhi mudah tidaknya seseorang terserang jantung koroner, yang sebaiknya kita kenal dan pahami.
• Jenis kelamin. Wanita mempunyai faktor risiko terkena serangan penyakit jantung lebih rendah daripada pria. Penyakit jantung koroner jarang terjadi pada wanita premenopause, kecuali apabila terdapat faktor risiko yang multipel (berganda). Namun, ada kekecualian pada wanita dengan penyakit diabetes melitus dan obesitas. Pada wanita pascamenopause, risiko terkena serangan jantung koroner mendekati risiko pada pria sehingga penting sekali mengendalikan faktor risiko pada wanita menopause.
• Riwayat keluarga. Anda perlu mengetahui jumlah keluarga Anda yang terkena penyakit jantung dan usia mereka saat terkena penyakit jantung koroner, serta kedekatan hubungan keluarga Anda dengan mereka. Adanya keluarga yang terkena penyakit jantung koroner meningkatkan risiko pada anggota keluarga yang lain.
• Kadar kolesterol plasma tinggi yang disebabkan peningkatan kolesterol LDL (kolesterol jahat) merupakan faktor utama terjadinya penyakit jantung koroner. Dalam menilai peningkatan kadar lipid plasma perlu juga memperhatikan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik).
• Diabetes melitus. Peningkatan risiko diabetes disebabkan karena kelainan lipid (hipertrigliseridemia, kolesterol HDL rendah, serta kadang-kadang hiperkolesterolemia). Kelainan lipid akan mengalami perbaikan dengan pengendalian glukosa darah, terutama apabila berat badan dinormalisasi. Namun, kadang-kadang kelainan lipid bersifat menetap.
• Hipertensi. Hipertensi merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner. Di samping itu, hipertensi cenderung terjadi bersamaan dengan faktor risiko lain, seperti dislipidemia, faktor risiko trombigenik, serta obesitas. Sasaran penurunan tekanan darah adalah tekanan sistolik menjadi 140 mmHg atau kurang, sementara tekanan diastolik menjadi 85-90 mmHg atau kurang.
• Kebiasaan merokok. Kebiasaan merokok merupakan faktor risiko yang paling banyak ditemukan pada masyarakat di Indonesia. Menghentikan kebiasaan merokok mengurangi kejadian penyakit jantung koroner pertama maupun selanjutnya, serta sangat cost effective.
• Obesitas. Penurunan berat badan diperlukan dalam pengendalian hipertensi dan dislipidemia serta berperan baik terhadap risiko penyakit jantung koroner. Obesitas juga mempengaruhi faktor risiko lain sehingga penurunan berat
badan menjadi sangat penting untuk mengurangi faktor risiko lainnya. Pada obesitas, yang perlu diperhatikan adalah distribusi lemak serta beratnya obesitas.
• Usia. Pertambahan usia meningkatkan risiko terkena serangan jantung koroner secara nyata pada pria maupun wanita. Hal ini mungkin merupakan pencerminan lamanya terpajang faktor risiko digabung dengan kecenderungan bertambah beratnya derajat tiap-tiap faktor risiko, seiring dengan pertambahan usia.
Bersahabat denga Penyakit Jantung, Oleh Kesehatan Masyarakat
No comments:
Post a Comment