Wanita hamil sering mengalami keputihan. Perubahan hormonal yang terjadi pada wanita hamil turut berperan di sini. Kondisi vagina yang lembab, terlebih saat bulan-bulan terakhir menjelang persalinan, akan memperberat keputihan, khususnya yang disebabkan oleh infeksi jamur.
Keputihan bisa dikatakan tidak normal karena infeksi yang berlanjut. Selain dapat mengganggu kesehatan ibu, juga dapat berpengaruh terhadap janin. Keputihan yang dalam istilah medis disebut fluor albus atau leucorrhoea merupakan cairan yang keluar dari vagina. Keputihan dapat terjadi pada setiap wanita, tanpa memandang usia. Tiga per empat wanita di dunia diperkirakan mengalami keputihan setidaknya sekali seumur hidupnya. Wanita hamil pun kerap mengalami keputihan selama masa kehamilannya.
Seorang wanita lebih rentan mengalami keputihan pada saat hamil karena pada saat hamil terjadi perubahan hormonal yang salah satu dampaknya adalah peningkatan jumlah produksi cairan dan penurunan keasaman vagina serta terjadi pula perubahan pada kondisi pencernaan. Semua ini berpengaruh terhadap peningkatan risiko terjadinya keputihan, khususnya yang disebabkan oleh infeksi jamur.
Dalam keadaan normal, cairan yang keluar cenderung jernih atau sedikit kekuningan dan kental seperti lendir serta tidak disertai bau atau rasa gatal. “Namun, bila cairan yang keluar disertai bau, rasa gatal, nyeri saat buang air kecil atau warnanya sudah kehijauan atau bercampur darah, maka ini dapat dikategorikan tidak normal.
Keputihan seringkali dianggap sebagai hal yang umum dan sepele bagi wanita. Di samping itu, rasa malu ketika mengalami keputihan kerap membuat wanita enggan berkonsultasi ke dokter. Padahal, keputihan tidak normal karena infeksi yang berlanjut dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Pada ibu hamil, selain dapat mengganggu kesehatan ibu, juga dapat berpengaruh terhadap janin.
Baik wanita maupun ibu hamil yang mengalami keputihan yang tidak normal, segeralah memeriksakan diri ke dokter agar dokter dapat melakukan pemeriksaan secara seksama untuk mencari tahu penyebab keputihan tersebut dan setelah itu barulah dapat memberikan terapi yang sesuai.
Penyebab keputihan dapat digolongkan pada dua golongan besar, yaitu fisiologis dan patologis. Pada keadaan fisiologis, keputihan dapat terjadi pada saat hamil, sebelum dan sesudah haid, saat mendapat rangsang seksual, saat banyak melakukan aktivitas fisik yang kesemuanya tidak menimbulkan keluhan tambahan seperti bau, gatal, dan perubahan warna.
Sedangkan keputihan patologis disebabkan oleh infeksi mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit bersel satu Trichomonas vaginalis. Dapat pula disebabkan oleh iritasi karena berbagai sebab seperti iritasi akibat bahan pembersih vagina, iritasi saat berhubungan seksual, penggunaan tampon, dan alat kontrasepsi.
Infeksi virus, bakteri, dan parasit bersel satu umumnya didapatkan saat melakukan aktivitas seksual. Sementara infeksi jamur Candida sp yang secara normal ada dalam saluran cerna dan vagina, dapat terjadi karena pertumbuhan yang berlebihan akibat berbagai faktor, salah satunya adalah kehamilan yang menimbulkan kondisi terjadinya penurunan imunitas tubuh dan juga vagina.
int
No comments:
Post a Comment