Thursday, May 6, 2010

SEMUA ANAK MEMILIKI KECERDASAN

Psikolog anak, Seto Mulyadi, mengatakan bahwa semua anak memiliki kecerdasaan dan mereka berhak menerima pembelajaran, namun dalam spektrum luas kecerdasaannya berbeda-beda.

"Kecerdasaan anak bukan hanya diukur dari segi kemampuan intelektual (IQ) saja, tetapi ada kecerdasan lain seperti kecerdasan spritual dan kecerdasaan emosional," kata Kang Seto di Rangkasbitung, Kamis.

Seto mengatakan, selama ini pendidikan taman kanak-kanak mereka tidak dipaksakan untuk mampu membaca, menulis dan berhitung (calistung), karena calistung kewajiban Sekolah Dasar.

Pendidikan taman kanak-kanak hanya diwajibkan belajar yang menyenangkan seperti menyanyi, menggambar dan mewarnai.

Mereka difokuskan pendidikan sesuai dengan usianya belajar sambil bermain dan tidak diwajibkan mampu calistung.

Sebab kecerdasan berbede-beda seperti kecerdasan matematika (logika), kecerdasan bahasa, musikal, visual spasial, kinestetik,interpersonal, intrapersonal, dan kecerdasaan naturalis.

"Saya kira dalam spektrum yang luas kecerdasaan setiap anak sangat berbeda-beda dan bukan hanya cakap pada salah satu bidang tertentu yang memang mereka menguasinya," katanya.

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak juga mengatakan kecerdasan bahasa ibu sangat diperlukan agar anak-anak mereka mampu menggunakan bahasa ibunya, baik tertulis maupun lisan dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk mengekspresikan gagasannya.

"Saya prihatin banyak anak-anak yang tidak mau belajar bahasa ibu sendiri," katanya.

Konvensi

Dia menyebutkan, konvensi hak anak yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB tahun 1989 di mana Indonesia telah meratifikasi melalui Keputusan Presiden Nomor 39 tahun 1990.

Dalam konvensi ini, kata dia, anak-anak mereka memiliki hak hidup dan hak untuk tumbuh berkembang, hak memperoleh perlindungan dan hak berpartisipasi.

Menurut dia, di Indonesia banyak anak-anak menjadi korban kekerasan dan penindasan seperti kekerasan fisik, seksual dan emosional.

Bedasarakan laporan tahun 2009 kekerasan yang menimpa anak-anak Indonesia sebanyak 1.998 kasus dan sekitar 62,7 persen kekerasan seksual dan sisanya fisik.

"Dengan kekerasan itu tentu berdampak negatif terhadap perkembangan jiwa anak," ujarnya.

No comments:

Post a Comment