Saturday, January 2, 2010

MENCIPTAKAN UDARA BERSIH DI DALAM RUMAH

POLUSI seringkali dikaitkan dengan sesuatu yang berasal dari luar seperti asap, ozon, debu atau kabut di udara. Padahal, udara di dalam rumah, kantor dan bangunan lainnya bisa lebih tercemar dibandingkan di luar.

Udara di dalam rumah bisa dicemari oleh timah yang terdapat dalam debu, formaldehyde, pemadam api, radon/radium, serta zat-zat kimia mudah menguap dari pewangi yang digunakan pada pembersih konvensional.

Polutan di dalam ruangan sangat mengganggu penderita asma serta lansia yang sensitif terhadap polutan. Dan meskipun efeknya tidak langsung kelihatan, polutan ini juga mengganggu kesehatan Anda secara umum.

Untuk mencegah munculnya gangguan kesehatan, ada baiknya memperbaiki kualitas udara di dalam ruangan dengan trik-trik berikut:

1. Kebersihan lantai

Gunakan penghisap/vacuum. Zat kimia dan alergen bisa terakumulasi dalam debu rumah tangga selama berpulu-puluh tahun. Anda bisa mengurangi konsentrasi polutan dengan menggunakan vacuum yang dilengkapi dengan HEPA filter. Cara ini juga bisa mengeluarkan racun-racun lain seperti zat kimia dari tabung pemadam kebakaran serta alergen seperti serbuk sari, serta bulu dan kutu dari binatang kesayangan Anda.

Mengepel. Cara ini bisa mengangkat debu yang ditinggalkan vacuum. Tidak harus menggunakan sabun atau pembersih, Anda cukup menggunakan air bersih untuk menangkap sisa-sisa debu dan alergen.

Jaga kebersihan. Letakkan keset lebar di setiap pintu. Cara ini mengurangi jumlah kotoran, pestisida dan polutan lain masuk ke dalam rumah.

2. Kelembaban udara sehat

Kutu kecil dan jamur hidup subur di area lembab. Menjaga kelembaban sekitar 30-50 persen membantu mengontrol jamur dan alergen. Anda bisa menjaga kelembaban udara dengan cara berikut:


Gunakan kipas atau bukalah jendela saat memasak, menghidupkan mesin cuci atau saat mandi.
Hindari menyiram tanaman secara berlebih.
Bawa pengering pakaian keluar rumah.
Kosongkan penampung tetesan air air conditioner (AC) dan alat pengering udara (dehumidifier).

3. Rumah bebas asap rokok

"Bekas asap rokok merupakan penyebab utama polusi di dalam rumah," tutur Philip Landrigan, MD dari Children's Environmental Health Center di Mount Sinai School of Medicine, New York City, seperti dikutip situs webmd.

Asap rokok mengandung lebih dari 4000 zat kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bekas asap rokok meningkatkan risiko anak mengalmai infeksi telinga dan pernafasan, asma, kanker dan sindrom kematian tiba-tiba. Sedang perokok itu sendiri berisiko lebih besar mengalami kanker, gangguan pernafasan, serangan jantung, dan stroke.

4. Tes radon atau radium

Rumah baru atau lama sama -sama berisiko memiliki masalah radon. Gas yang tidak berwarna dan tidak berasa ini secara signifikan meningkatkan risiko kanker paru-paru. Jika Anda merokok dan kadar radon di rumah Anda tinggi, risiko kanker paru-paru Anda semakin besar.

5. Gunakan pewangi alami

Anda mungkin seringkali mengaitkan aroma lemon dan pinus dengan dapur atau pakaian bersih. Tapi, aroma sintetis pada produk pencuci dan penyegar udara mengeluarkan berbagai zat kimia ke udara. Anda tidak akan menemukan namanya di label produk. Deterjen konvensional, pelembut kain serta penyegar udara juga kemungkinan mengelurkan zat kimia serupa. Karena itu, ada baiknya mencoba cara sehat berikut:


Pilihlah produk pencuci yang bebas pewangi atau mengandung wewangian alami.
Beralihlah ke pembersih yang lebih ringan, yang tidak menagndung aroma tambahan.
Berhentilah menggunakan semprot atau spray aerosol, deodoran, spray rambut, pembersih karpet, pemoles perabot, dan penyegar udara.
Biarkan udara segar masuk ke dalam rumah. Buka jendela sehingga zat kimia beracun tidak terakumulasi di dalam rumah.
Gunakan potongan lemon dan soda kue untuk mengharumkan dapur Anda.
Hijaukan ruangan rumah Anda. Ruangan akan terlihat lebih cantik dengan pakis, tanaman laba-laba atau lidah buaya. Hasil studi NASA menunjukkan bahwa tanaman dalam ruangan seperti ini bekerja sebagai pemurni udara. Dedaunan dan akar tanaman bekerja menyerap zat kimia yang dilepaskan oleh material sintetis.

No comments:

Post a Comment