INILAH.COM, Georgia – Semua orang pasti mengenal dan gemar mengenakan tas ransel. Selain simpel dan praktis, tas enis ini juga banyak memuat keperluan barang-barang pribadi, mulai dari komputer, buku-buku, hingga pakaian sekalipun.
Tapi untuk saat ini tampaknya pemakaian tas ransel harus dipertimbangkan masak-masak lagi. Terutama jika digunakan untuk tas sekolah anak-anak.
Karena menurut hasil riset yang dilakukan Dr Mary Ellen Franklin, terapis fisik dan fisiologi olahraga dari Medical College of Georgia, menyatakan bahwa nyeri punggung sering dialami anak-anak yang masih dalam pertumbuhan di usia 11-16 tahun.
Untuk mengetahui berapa besar pengaruh tas ransel pada punggung anak, dr Mary melakukan studi kasus pada murid-murid berusia 10-13 tahun.
Hasil penelitiannya, semakin berat beban tas ransel yang berada di punggung si anak, semakin sulit mereka menggerakkan tubuh untuk naik ke alat timbangan. Dan ketika mereka turun dari alat timbangan, ada kecenderungan beban cukup berat bertumpu di bagian punggung mereka.
Kondisi seperti inilah yang mengakibatkan terjadinya cedera pada punggung anak. Karena ketika menggendong tas ransel dengan beban lebih dari 15% berat tubuh si anak, rangka tubuh mereka akan spontan condong ke depan sehingga menekan tulang belakang secara tidak normal.
Posisi tubuh seperti ini akan menyebabkan kepala anak maju atau menunduk. Dan saat anak menegakkan kepalanya ketika berjalan, tulang lehernya akan lebih menegang dan tertekan.
Akibatnya, selain mempengaruhi pertumbuhan tulang belakang, posisi ini lama kelamaan juga menimbulkan rasa nyeri pada leher.
Penggunaan tas ransel dengan beban yang berat juga bisa mengakibatkan skoliosis. Skoliosis adalah cekungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping. Ketidaknormalan ini bisa terjadi pada leher, dada, maupun pinggang.
Semoga berguna untuk yang masih sekolah / kuliah / bekerja
Tapi untuk saat ini tampaknya pemakaian tas ransel harus dipertimbangkan masak-masak lagi. Terutama jika digunakan untuk tas sekolah anak-anak.
Karena menurut hasil riset yang dilakukan Dr Mary Ellen Franklin, terapis fisik dan fisiologi olahraga dari Medical College of Georgia, menyatakan bahwa nyeri punggung sering dialami anak-anak yang masih dalam pertumbuhan di usia 11-16 tahun.
Untuk mengetahui berapa besar pengaruh tas ransel pada punggung anak, dr Mary melakukan studi kasus pada murid-murid berusia 10-13 tahun.
Hasil penelitiannya, semakin berat beban tas ransel yang berada di punggung si anak, semakin sulit mereka menggerakkan tubuh untuk naik ke alat timbangan. Dan ketika mereka turun dari alat timbangan, ada kecenderungan beban cukup berat bertumpu di bagian punggung mereka.
Kondisi seperti inilah yang mengakibatkan terjadinya cedera pada punggung anak. Karena ketika menggendong tas ransel dengan beban lebih dari 15% berat tubuh si anak, rangka tubuh mereka akan spontan condong ke depan sehingga menekan tulang belakang secara tidak normal.
Posisi tubuh seperti ini akan menyebabkan kepala anak maju atau menunduk. Dan saat anak menegakkan kepalanya ketika berjalan, tulang lehernya akan lebih menegang dan tertekan.
Akibatnya, selain mempengaruhi pertumbuhan tulang belakang, posisi ini lama kelamaan juga menimbulkan rasa nyeri pada leher.
Penggunaan tas ransel dengan beban yang berat juga bisa mengakibatkan skoliosis. Skoliosis adalah cekungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping. Ketidaknormalan ini bisa terjadi pada leher, dada, maupun pinggang.
Semoga berguna untuk yang masih sekolah / kuliah / bekerja
No comments:
Post a Comment