MELAKUKAN perjalanan keliling dunia selama lebih enam bulan mungkin terkesan sebagai istirahat yang ideal tapi sebenarnya malah dapat mengacau kesehatan fisik dan jiwa anda.
Prihal tersebut disorot sebuah studi AS yang menganalisa data tahun 1996 hingga 2008 dari hampir 30.000 pelancong yang mengunjungi lokasi-lokasi GeoSentinel -- klinik-klinik di 6 benua yang khusus menangani pengobatan wisata.
Para periset dari GeoSentinel Surveilance Network dan Mount Auburn Hospital di Massachusetts menemukan perjalanan lebih enam bulan dikaitkan dengan bermacam risiko kesehatan yang biasanya tak didapati pada pelancong jangka pendek dengan berbagai problema psikologis dan penyakit-penyakit yang disebabkan parasit-parasit yang dicemaskan sebagian besar orang.
“Beberapa studi membandingkan berbagai jenis dan penyebab penyakit di antara para pelancong atas dasar durasi perjalanan,” papar periset Lin H. Chen, dari rumah sakit Mount Auburn Hospital di Cambridge, Massachusetts. Turut disertakan dalam analisis tadi adalah 4.039 orang yang melakukan perjalan kurang dari sebulan.
Lebih Besar
Para pelancong jangka panjang secara signifikan berpeluang lebih besar daripada pelancong jangka pendek terkena bermacam penyakit termasuk rasa letih berkelanjutan, diare kronis, malaria dan sindrom nyeri usus besar pasca infeksi.
Mereka juga juga berpeluang jauh lebih besar terserang leishmaniasis, suatu penyakit yang disebabkan oleh parasit ditularkan oleh lalat pasir yang bisa menyebabkan bintik-bintik parah, dan penyakit schistosomiasis cacing parasitis.
“Banyak infeksi umum yang dialami para pelancong jangka panjang dapat dicepat dengan vaksin, penghindaran penyebab, dan tanah serta air tawar,” ujar para periset tadi dalam studi yang disiarkan oleh jurnal Emerging Infectious Diseases.
Diagnosis psikologis yang lebih lazim di antara pelancong jarak jauh termasuk depresi, stress dan keletihan. “Meningkatnya jumlah pekerja relawan, riset atau bantuan yang menderita stress merupakan hal paling signifikan,” papar peneliti tadi
Prihal tersebut disorot sebuah studi AS yang menganalisa data tahun 1996 hingga 2008 dari hampir 30.000 pelancong yang mengunjungi lokasi-lokasi GeoSentinel -- klinik-klinik di 6 benua yang khusus menangani pengobatan wisata.
Para periset dari GeoSentinel Surveilance Network dan Mount Auburn Hospital di Massachusetts menemukan perjalanan lebih enam bulan dikaitkan dengan bermacam risiko kesehatan yang biasanya tak didapati pada pelancong jangka pendek dengan berbagai problema psikologis dan penyakit-penyakit yang disebabkan parasit-parasit yang dicemaskan sebagian besar orang.
“Beberapa studi membandingkan berbagai jenis dan penyebab penyakit di antara para pelancong atas dasar durasi perjalanan,” papar periset Lin H. Chen, dari rumah sakit Mount Auburn Hospital di Cambridge, Massachusetts. Turut disertakan dalam analisis tadi adalah 4.039 orang yang melakukan perjalan kurang dari sebulan.
Lebih Besar
Para pelancong jangka panjang secara signifikan berpeluang lebih besar daripada pelancong jangka pendek terkena bermacam penyakit termasuk rasa letih berkelanjutan, diare kronis, malaria dan sindrom nyeri usus besar pasca infeksi.
Mereka juga juga berpeluang jauh lebih besar terserang leishmaniasis, suatu penyakit yang disebabkan oleh parasit ditularkan oleh lalat pasir yang bisa menyebabkan bintik-bintik parah, dan penyakit schistosomiasis cacing parasitis.
“Banyak infeksi umum yang dialami para pelancong jangka panjang dapat dicepat dengan vaksin, penghindaran penyebab, dan tanah serta air tawar,” ujar para periset tadi dalam studi yang disiarkan oleh jurnal Emerging Infectious Diseases.
Diagnosis psikologis yang lebih lazim di antara pelancong jarak jauh termasuk depresi, stress dan keletihan. “Meningkatnya jumlah pekerja relawan, riset atau bantuan yang menderita stress merupakan hal paling signifikan,” papar peneliti tadi
No comments:
Post a Comment