KETIKA Sarah Gall mengalami kesulitan jalan akibat radang sendi, obat penghilang rasa sakit dengan dosis tinggi yang diresepkan dokter tidak mampu meredakan sakitnya.
Akan tetapi, pemain organ berusia 55 ini mengklaim bebas dari rasa sakit setelah mengonsumsi obat alami yang tersedia di lemari dapurnya, cuka sari apel.
Setelah mengalami rasa sakit yang konstan dan harus berhenti bermusik, Gall mulai mengonsumsi campuran cuka dan madu sebanyak 4 kali sehari.
Sebelumnya, ibu dari empat anak ini telah menjalani pengobatan medis konvensional setelah persendiannya melemah pada 2005."Saya akan bangun di pagi hari dan rasa sakitnya telah berpindah ke persendian lainnya, seperti bahu atau jempol kaki saya," tutur Gall, seperti dikutip situs dalymail.
"Saya diresepkan obat antiperadangan dan obat penghilang rasa sakit, tapi tidak ada yang efektif."
Setelah belanja ke supermarket, rasa sakitnya semakin kuat sehingga membuat Gall tidak bisa meninggalkan temat tidur di rumahnya di Rochdale. Hasil tes dengan sinar-X menunjukkan bahwa radang sendi juga telah menyerang tulang belakangnya.
Gall dirujuk ke seorang spesialis dan mengaku harus menunggu 6 minggu agar bisa bertemu."Saya bahkan tidak bisa jalan. Saya depresi dan menangis menahan sakit."
Kemudian putrinya menganjurkan dia menggunakan cuka, yang pertama kali disarankan oleh perawat bernama Margaret Hills pada 1961. Hills menyatakan bahwa meskipun cuka bersifat asam, cuka akan menjadi alkali saat dicerna.
Hal ini, menurut Hills, menghambat pembentukan asam di persendian. Penumpukan asam di persendian merupakan penyebab peradangan menyakitkan berkaitan dengan radang sendi.
"Saya disarankan minum cuka sari apel dicampur madu dan air panas. Setelah satu minggu saya merasa jauh lebih baik. Saya tidak perlu lagi bertemu spesialis. Akhirnya radang sendi saya hilang. Dokter yang menangani saya juga terkejut," imbuh Gall.
Akan tetapi, pihak medis tetap mengingatkan untuk berhati-hati."Sangat bagus jika cara ini efektif untuk Anda. Tapi belum tentu efektif pada semua orang. Hal yang penting adalah memeriksakan diri ke dokter," ujar Dr Binoj Nair dari sebuah klinik di Manchester
Akan tetapi, pemain organ berusia 55 ini mengklaim bebas dari rasa sakit setelah mengonsumsi obat alami yang tersedia di lemari dapurnya, cuka sari apel.
Setelah mengalami rasa sakit yang konstan dan harus berhenti bermusik, Gall mulai mengonsumsi campuran cuka dan madu sebanyak 4 kali sehari.
Sebelumnya, ibu dari empat anak ini telah menjalani pengobatan medis konvensional setelah persendiannya melemah pada 2005."Saya akan bangun di pagi hari dan rasa sakitnya telah berpindah ke persendian lainnya, seperti bahu atau jempol kaki saya," tutur Gall, seperti dikutip situs dalymail.
"Saya diresepkan obat antiperadangan dan obat penghilang rasa sakit, tapi tidak ada yang efektif."
Setelah belanja ke supermarket, rasa sakitnya semakin kuat sehingga membuat Gall tidak bisa meninggalkan temat tidur di rumahnya di Rochdale. Hasil tes dengan sinar-X menunjukkan bahwa radang sendi juga telah menyerang tulang belakangnya.
Gall dirujuk ke seorang spesialis dan mengaku harus menunggu 6 minggu agar bisa bertemu."Saya bahkan tidak bisa jalan. Saya depresi dan menangis menahan sakit."
Kemudian putrinya menganjurkan dia menggunakan cuka, yang pertama kali disarankan oleh perawat bernama Margaret Hills pada 1961. Hills menyatakan bahwa meskipun cuka bersifat asam, cuka akan menjadi alkali saat dicerna.
Hal ini, menurut Hills, menghambat pembentukan asam di persendian. Penumpukan asam di persendian merupakan penyebab peradangan menyakitkan berkaitan dengan radang sendi.
"Saya disarankan minum cuka sari apel dicampur madu dan air panas. Setelah satu minggu saya merasa jauh lebih baik. Saya tidak perlu lagi bertemu spesialis. Akhirnya radang sendi saya hilang. Dokter yang menangani saya juga terkejut," imbuh Gall.
Akan tetapi, pihak medis tetap mengingatkan untuk berhati-hati."Sangat bagus jika cara ini efektif untuk Anda. Tapi belum tentu efektif pada semua orang. Hal yang penting adalah memeriksakan diri ke dokter," ujar Dr Binoj Nair dari sebuah klinik di Manchester
No comments:
Post a Comment